Kematian
Mendadak Karena Olahraga Menurut Medis
VOA-ISLAM.COM
– Politisi Partai Demokrat dan mantan
aktor Adjie Massaid meninggal mendadak di usia 43 tahun usai bermain futsal.
Dugaan kuat, Adjie kena serangan jantung sebelum meninggal, karena sebelumnya
ia terlihat sehat.
Pulang
main futsal, Pria berusia 43 tahun ini tersungkur di pintu rumahnya di kawasan
Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (4/2/2011) malam. Ia dibawa ke Rumah Sakit
Fatmawati. Nyawanya tak tertolong. Ia meninggal Sabtu (5/2/2011) dini hari pada
pukul 01.40. Adjie diduga terkena serangan jantung.
Belum
ada keterangan resmi soal penyebab kematian Adjie. Namun, peristiwa kematian
mendadak adalah peristiwa yang lazim terjadi. Mengapa serangan jantung bisa
terjadi dan bagaimana menghindarinya?
Kematian
mendadak yang dalam bahasa Inggris disebut sudden cardiac death,
didefinisikan sebagai kematian yang tidak terduga atau proses kematian yang
terjadi cepat, yaitu dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. Penyebab utama
kematian mendadak adalah karena gangguan irama jantung (aritmia).
“Aritmia
jantung adalah jantung berdenyut secara tidak teratur, bisa terlalu cepat atau
terlalu lambat. Ketika kita melakukan aktivitas yang berat kecepatan denyut
bisa meningkat hingga 200 sampai 300 denyut per menit,” kata dr. Aulia Sani,
Sp.JP (K), ahli jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta
(5/2/2011).
Ia
mengatakan, jantung yang berdenyut sangat cepat mengganggu kemampuan jantung
memompa secara benar, bahkan berhenti. “Karena tidak ada darah yang dipompa
maka jantung akan berhenti bekerja,” paparnya.
Aritmia
bisa terjadi begitu saja tanpa sebab atau akibat sesuatu yang merangsang,
seperti stres, tembakau, atau aktivitas fisik. “Pada saat berolahraga, otot
jantung membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya. Bila kebutuhan itu tidak
terpenuhi, misalnya karena gangguan pompa atau penyumbatan pembuluh darah,
akibatnya fatal,” ungkapnya.
Selain
gangguan aritimia jantung, penyakit jantung koroner juga bisa menyebabkan
kematian mendadak. “Yang paling sering, ada penyempitan yang signifikan pada
pembuluh koroner yang sangat vital mengurusi dua pertiga aliran darah ke
jantung. Bisa juga karena ada plak yang tidak stabil lalu lepas dan menyumbat
pembuluh darah sehingga terjadi gangguan sirkulasi,” katanya.
Plak
yang menyumbat jantung itu terdiri dari lapisan keras yang terbentuk dari lemak
atau kolesterol.
Aulia
juga menambahkan, serangan jantung merupakan keadaan darurat medis. “Dalam
waktu satu jam sejak terjadinya serangan, pasien sudah harus berada di rumah
sakit. Jika dilakukan secepat mungkin, dokter masih bisa melakukan balonisasi
primer sehingga nyawa pasien bisa tertolong,” pungkasnya.
Tips
Menghindari Serangan Jantung Usai Olahraga
Menurut
dokter spesialis kesehatan olahraga, Michel Triangto Sp KO, mayoritas kasus
kematian setelah berolahraga terjadi akibat serangan jantung, gangguan pembuluh
darah, dan stroke. “Semua olahraga memang bisa menimbulkan risiko menciptakan
bahaya,” ujar Michel.
Michel
mengatakan kemungkinan kasus kematian usai berolahraga terjadi karena orang
tersebut tidak mengetahui batas kemampuan fisiknya. “Jantungnya mungkin sudah
tidak sekuat dulu. Atau mungkin ada penyakit hipertensi atau kolesterol
tinggi,” lanjut dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Mitra Kemayoran tersebut.
“Itu harus diwaspadai.”
Karena
itu, Michel mengatakan sebaiknya orang-orang yang ingin berolahraga mencek dulu
kemampuan fisiknya. Michel juga berbagi tips untuk menghindari kematian setelah
berolahraga.
1.
Pola pikir harus diubah.
Menurut
Michel, tidak ada kesehatan yang didapat secara instan. Olahraga itu harus
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
2.
Periksa batas-batas kemampuan kita. Periksa kesehatan secara rutin minimal
setahun sekali.
Menurut
Michel, orang awam sebenarnya bisa memeriksa kesehatannya sendiri. Caranya
dengan menghitung denyut nadi. “Biasanya denyut nadi yang normal 60 kali per
menit sampai 90 kali per menit,” ujar Kepala Sub Direktorat Penelitian dan
Pengembangan Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia tersebut.
Michel
juga memberi rumus untuk mengukur denyut nadi: 220 - usia dalam tahun= 100
persen. Artinya, jika usia Anda 40 tahun, maka denyut nadi Anda yang normal
adalah 180 kali per menit. Denyut itu didapat dari 220-40.
3.
Tidak semua olahraga berdampak baik untuk kesehatan jika dilakukan dengan
salah.
Michel
membagi olahraga menjadi dua. Pertama olahraga prestasi dan permainan.
Dalam olahraga seperti ini, istilah No Pain, No Gain bisa diterima. Olahraga
ini biasa dilakukan para atlet karena dibutuhkan ketahanan fisik yang prima.
Kedua, olahraga kesehatan. Olahraga ini contohnya seperti yoga,
taichi, dan senam kebugaran.
Secara
medis, manusia bisa berikhtiar melakukan berbagai tips agar tidak terkena
serangan jantung saat olahraga. Tapi itu bukan berarti jaminan yang
menghindarkan diri dari kematian mendadak. Karena jadwal kematian setiap jiwa
bukan ditentukan oleh tips medis, tapi sudah ditakdirkan Allah SWT, tercatat di
Lauhil Mahfuzh. Sebagai manusia beriman, kita hanya bisa berolahraga yang benar
dan istiqamah beramal shalih. Agar suatu ketika bila kematian mendadak itu
tiba, kita tercatat sebagai insan yang husnul khatimah.
(Editoring by Romy (Mat Bendol penyot))